Kalau untuk urusan pura-pura bego, bokap saya emang kadang suka nekad. Maksudnya nekad pura-pura bego, tapi ujungnya emang jadi bego beneran.
Suatu hari saya dan keluarga mau masuk ke kawasan wisata Tangkuban Perahu. Kita pergi berenam. Ada bokap, nyokap, saya, Alief, kakak saya, dan satu temen kakak saya yang orang bule dari Yunani. Sebut saja namanya Yatno (*bule apaan ya namanya Jowo gitu*). Si Yatno ini kebetulan gak bisa bahasa Indonesia. Baru fasih ngomong 'terima kasih' doank.
Pas mobil menyusuri pintu gerbang masuk, kita membaca harga tiket yang terpampang di papan.
Domestik : Rp.13.000
Internasional : Rp.50.000
Kemudian seorang mbak-mbak menghampiri untuk mengecek isi penumpang.
Si Mbak : "Selamat pagi. Berapa orang Pak?"
Bokap : "Enam. Lima dewasa, satu balita"
Si Mbak : "Ada orang asingnya ya Pak?" (ngintip ke arah Yatno yang pake kacamata item)
Bokap : "Nggak ada. Lokal semua" (pura-pura bego)
Si Mbak : "Itu yang pake kacamata item bukan turis asing Pak?"
Bokap : "Bukan" (pura-pura bego stadium dua)
Saya yang duduk di samping bokap cuma kebat-kebit. Gak nyangka tiba-tiba bokap ngomong gitu. Yaolo, demi tiket murah bokap rela berbohong. I'm proud of you Dad...
Tapi si Mbak ini kayaknya udah ikut latihan kopasus. Terlihat dari kegigihan dan ke-kepo-annya. Mungkin bokap bukan orang pertama yang pernah ngebohong. Si Mbak kemudian mengetok-ngetok kaca jendela belakang tempat nyokap, Yatno, dan kakak saya duduk.
Si Mbak : "Bu, tolong buka kaca jendelanya ya"
Nyokap yang ngerasa gak enak ati akhirnya ngebuka kaca jendela. Si Mbak kemudian menatap dan menyapa si Yatno, "Halo, selamat siang Maaasss?".
Yatno yang dari awal merasa tidak dilibatkan dalam drama ini jelas bingung tiba-tiba disapa begitu. Akhirnya yang keluar dari mulutnya adalah : "Yes? What? Excuse me??"
AAAAAKKKKK!! Memalukaan!
Merasa ikan tangkapannya masuk jaring, si Mbak malah melanjutkan, "Maaf, mas dari mana?".
Yatno makin bingung, kemudian menatap kakak saya mencari pertolongan karena gak paham, "Sorry, what did she say?".
AAAAAKKKKK!! Memalukan stadium duaaaa!
Antara pingin jeduk-jedukin kepala Yatno atau ngejepit kepala mbak-mbak nya dengan jendela sampe kleper-kleper. Tapi untung si Mbak cukup behave dengan tidak menunjuk-nunjuk bokap sambil teriak "KAMU PENDUSTA!!!". Dia cuma menutup perjumpaan dengan kata-kata, "Jadinya lima domestik, satu turis internasional ya Pak".
Mbak-mbaknya stay cool.
Bokap stay cool.
Saya ngelus-ngelus dada.