Apa kabar, Sherina ?

Lagi asik dengerin lagu Hips Don't Lie-nya Shakira, tiba-tiba saya jadi inget sama Sherina... (hubungannya apa coba?!) . Apa kabarnya bocah itu yak ?

Karena kangen sama lagu-lagunya, saya langsung sedot semua mp3-nya pakai mp3Sucker (terimakasih, mp3Sucker!). Terus saya jadi buka-buka websitenya juga (http://www.sherinaonline.com/). Eh, ternyata dia udah 14 taun ! Padahal waktu dulu denger albumnya, dia masih imut banged (kalo ga salah waktu itu saya juga masih smp).

Sekarang doski udah makin jago main jazz piano, balet, ikutan main di teater juga. Uh, pokoknya sejuta talenta gitu deh, jeng... (mode gosip gini ceritanya).

Keren banget yah si Sherina ini. Masih kecil tapi sudah bisa membentuk jati diri sendiri. Cara pandangnya juga dewasa. Terlihat dari ukuran sepatunya yang tampak di gambar samping. (Hayooo, coba temukan korelasinya. Ihihihi....)

Salut deh pokoknya !
Saya yang udah gede gini aja masih haha-hehe kalo ditanyain soal ambisi masa depan. Uhm...kira-kira masih sempet gak yah kalo saya jadi penyanyi anak-anak kayak Sherina? ;))

Teh Merah

Kemarin saya baru beli sebotol rempah-rempah yang diaku penjualnya sebagai teh merah. Lucu yah! Ada teh warna merah darah. Jualannya aja di salon (Lantas bagaimana saya bisa berada di salon tersebut? Oh, itu cerita lain...)

Saya cukup menikmati minum teh. Biasanya kalau malam saya suka minum teh cokelat biasa atau teh hijau. Dan karena harga gula semakin mahal, saya mulai berlatih minum teh tanpa gula. Mungkin nanti kalau harga air makin mahal, saya akan berlatih minum teh tanpa air...

Tapi untuk teh merah ini, saya sarankan untuk diminum dengan sedikit gula. Soalnya lumayan asem. Tapi enyak...enyak...enyak...!

Oh ya, produk yang saya beli bertitel Jasminume Red Tea. Saya nggak ngerti juga deh kenapa ada unsur-unsur nama ’Jasmin’ nya. Padahal hidung saya sama sekali nggak mencium wewangian melati. Mungkin lain kali sebaiknya diganti jadi Asemnume Red Tea ya, pak produsen?

Ini nih...penampakan dari Jasminume Red Tea...

The Customer Is Always Right, Even When He’s Wrong

Customers who contract you for an application often do not have enough expertise to design such an application by themselves, which is why they hire you.When discussing requirements with customers, guide them when they’re suggesting bad solutions. For example, if the customer says,“I want a chat that displays full-screen images of every chatter, refreshed at least every second,” you might make this counter-suggestion:“Wouldn’t it be better to try to stick to thumbnail views next to each line? Most of your chatters won’t have enough bandwidth to display full-screen pictures at all.”

But be careful; never insist on your point of view (except when customers want you to implement unrealistic features). After all, customers pay you to implement their vision.To avoid losing a contract, you may have to accept temporarily implementing a bad solution (when you see that you can’t talk the customer into doing it the right way), and then later on change it when the customer sees that it won’t work out using their strategy.

Taken from :
Web Application Development with PHP4 by Tobias Ratschiller and Till Gerken
(Copyright © 2000 by New Riders Publishing)

----------------------------------------------------------------------

Masuk akal juga yang diomongin sama si Tobias dan konconya itu. Terutama pada bagian-bagian yang saya bold. Tapi menyebalkan sekali yah kalau kita harus mengimplementasikan solusi yang salah hanya untuk mengajarkan kepada costumer bahwa pilihan mereka itu buruk.

Yaaah...namanya juga usaha buat nyari duit...

Bai de wei…rajin amat gw baca buku ginian yah?!
Hohoho…kalo bukan gara-gara KP doank mah…

Nganggur...nganggur...bengong...

Ga menarik nih. Rutinitas gw selama liburan :

1. Pagi-pagi KP di kampus (ga punya kantor...hiks T_T). Ngerjain bareng temen-temen, terus berantem-berantem dikit. Kalo udah capek berdebat, terus laper, cari makan padang ...

2. Sore-sore nonton Nickelodeon. Dubbing-nya lebih jelek daripada waktu masih di Lativi. Tapi lumayan deh, masih untung ga di-dubbing ke basa Sunda.

3. Sore-sore lari sore (terlalu banyak pengulangan kata 'sore' ya). Gw terhina karena kemampuan lari gw dianggap sama dengan ibu-ibu yang sudah menopouse. Jadi, target liburan ini 10 putaran! (liat ajah nanti...paling targetnya meleset).

4. Keliling-keliling ke Vertex. Cari DVD bajakan. Kalo lagi bokek, tinggal melakukan inspeksi ke kamar kos sebelah : "Ratiiiiiihhh....mau pinjem dipidi lu donkkkk"

5. Keliling-keliling ke Zoe Corner. Pinjem buku, tapi abis itu nggak dibaca.

6. Malem-malem ngerumpi di kosan. Sambil nonton Hidayah atau AFI ("Hiiii....itu suararanya jelek bangeeeetttt....gw malu nontonnyaaaa !!!"). Kalo jiwa naturalis kami sedang bangkit, nontonnya sambil nyemil selada, tomat atau wortel ("murahh....muraaahh...!!").

Uhhh....tiap hari begitu-begitu aja. Padahal liburan tinggal sebulan lagi. Pingin ada sesuatu yang menggebrak gitu lho! Misalnya jadi sukarelawan di Jogja, ikutan Indonesian Idol, memecahkan rekor panjat tebing, atau apapun deh...

Ooohhh....masa muda ku yang hampa ...